Kopi

Kopi!

Salah satu alasan yang cukup baik bagi saya untuk mulai (belajar) nulis lagi adalah Kopi!
Saya sedang belajar tentang kopi. Belajar dari mana? Ya dari mana saja, mulai dari para pakar seperti Kang Toni Wahid (@toniwahid) di blognya cikopi.com atau dari Kang Adi W. Taroepratjeka (@peminumkopi) dan blognya di aditaroepratjeka.wordpress.com hingga ke biangnya ilmu pengetahuan di masa kini seperti mbah Google dan tentu saja mbah Wikipedia.

Petualangan ini mulai secara alamiah sebenarnya sejak saya lahir. Saya lahir membawa “beban” brand kopi yang bagi saya berkah sekaligus “kutukan”, yang sudah melekat di keluarga saya selama sekitar seabad ini. Yaaa tidak heboh-heboh amat sih, tapi syukurlah cukup punya pelanggan setia yang bertahan hingga saat ini πŸ˜‰ Secara definitif, saya menetapkan bahwa perjalanan kopi saya mulai ketika pertama kali belajar membuat espresso, cappuccino dan latte di Esperto Barista Course yang diasuh oleh sang Master Franky Angkawijaya. Sekitar bulan Maret tahun ini.

Sejak maret itu, saya mulai ‘rajin’ membaca soal kopi. Mendengar di sini dan di sana, membeli buku atau apa saja yang bagi saya menarik soal kopi, hingga berusaha mencoba berbagai rasa kopi yang terjangkau dalam radar telinga dan mata dan tentunya kapasitas dompet saya πŸ˜›

What an amazing world! Dunia kopi itu begitu menarik, dan menyenangkan, seperti kata pak Kasmito, salah satu jagoan kopi spesialti indonesia di bawah bendera Maharaja Coffee, bahwa pelaku usaha kopi itu orangnya baik-baik, suka saling berbagi dan cukup terbuka satu dengan yang lain.. πŸ™‚ petualangan kopi ini pula membawa saya akhirnya bisa bertemu dan belajar salah satu tokoh kopi dunia, salah satu orang yang memulai prakarsa kopi spesialti untuk arabica sekitar 25 tahun lalu.. Ted Lingle, sang Direktur Ekskutif dari Coffee Quality Institute dan SCAA, asosiasi kopi spesialti amerika.

Perjalanan itu akhirnya membawa saya pada hari ini, kurang lebih seminggu setelah saya menjalani minggu “ajaib” yang menjadikan saya tidak lagi memandang secangkir kopi dengan cara yang sama.. Ah, luar biasa kekayaan itu.

Anyway, ini kulminasinya. Untuk banyak belajar, saya harus banyak berbagi. Untuk memahami lebih atas apa yang saya baca, saya harus menuliskannya kembali. Bukankah begitulah alasan kita mencatat semua pelajaran ketika sekolah dulu? Entah seberapa baiknya kita menyimpan catatan itu. Mungkin dalam beberapa waktu catatan itu menjadi absurd, kuno, atau bahkan salah! Tetapi sadar atau tidak, catatan itulah yang mematangkan ilmu yang kita pelajari. Dan semoga saya betah untuk mencatat dalam pelajaran kali ini πŸ™‚

Here’s something to start.. Semoga catatan ini bertahan dan tidak menjadi “salah” sebelum waktunya.. πŸ˜›

O iya, soal nama-nama di atas, umumnya saya (akhirnya) sudah bertemu secara langsung, dan untuk info lebih lanjut soal mereka.. Just ask google! πŸ˜‰ … #bloggermalas

7 Replies to “Kopi”

  1. “bahwa pelaku usaha kopi itu orangnya baik-baik, suka saling berbagi dan cukup terbuka satu dengan yang lain.” Betul sekali dengan kalimat itu, saya setuju, sudah dibuktikan, Dengan kopi mari saling memberi semangat, and SADAMDA BASEMEN, salam damai dan bahagia selalu menyertai, amin

  2. Wow kakak wow…! Saya peminum kopi, hampir 6x sehari minum tapi harus ada campurannya, kalau tidak ada rasanya hambar… πŸ™‚
    Like this post ..!

  3. Saya mau belajar buat kopi karena akan buka cafe. ada yg mau ngajar? thanks,Aries.

  4. jarang ngopi sih, kadang-kadang aja kalau memang harus begadang nonton bola.

  5. Yes, big thanks buat infonya gan. berguna benar
    untuk ane yang melanjutkan dagang kopi, tolong doanya

  6. Tidak mengherankan tentunya jika kopi memang termasuk salah satu minuman yang paling populer sekali di dunia,dan tidak terkecuali di Indonesia tentu saja.

Leave a Reply