Akhirnya tercapai juga, nonton film yang diangkat dari novel menghebohkan karya Dan Brown.
Sayang versi bioskop ini (minimal yang saya dan istri tonton malam kemarin) kelihatannya cukup banyak disensor, termasuk beberapa percakapan penting yang mendasari cerita, tidak diterjemahkan (tidak ada teks sama sekali).
Kalau mau diberi nilai, film ini sebenarnya tidak terlalu istimewa. Mungkin trilogi The Matrix atau Star Wars jauh lebih menarik dari film ini. Hanya saja karena diangkat dari novel yang sangat laris, ditambah dasar cerita yang sangat faktual, membuat film ini cukup mengusik dan membuat penasaran.
Satu hal yang sangat saya sayangkan, banyak diantara penonton pada saat saya menonton film ini, bahkan saya pikir kebanyakan penonton di Indonesia, tidak menyadari bahwa film ini diangkat dari sebuah NOVEL FIKSI. Walaupun berisi fakta-fakta sejarah dan kisah orang-orang terkenal yang tidak diragukan, namun tetap saja, ramuan utamanya adalah fiktif dan merupakan imajinasi dari Dan Brown. Itu jika tidak ingin mencap bahwa cerita ini sesat dan menyesatkan. Cek rbcdavincicode.org untuk informasi lebih lanjut. Situs web Kristen, berbahasa Inggris. Namun, tidak ada salahnya membaca untuk kawan-kawan non Kristen, agar dapat melihat hal-hal fiksi dengan lebih jelas. Kalau mau baca, saya punya bookletnya, tapi untuk orang-orang Makassar aja kali ya.
Jadi, tak heran banyak yang protes. Termasuk saya 🙂
hehe justru karena fiksi itu lah saya gag pernah protes dengan `da vinci code’. saya kira imajinasinya dan brown ini malah perlu diacungi jempol ;). Saya juga gag menyalahkan kalo ada yang protes, sepanjang gag pake acara bakar bakaran aja :p