Judul di atas sepertinya rada pesimis, tapi sesungguhnya saya ingin menjadi sangat optimis dengan keadaan Makassar saat ini. Syukur, tidak ada yang buruk terjadi hari ini, dalam waktu yang saya dan keluarga lewati, hanya ada satu kalo konvoi yang cukup mengesalkan yang meneriakkan kata-kata yang tidak nyaman dan bernada mengancam. Apalagi disertai dengan kelakuan peserta konvoi yang membawa pentungan, batu, dan berbagai peralatan tempur lainnya.
Terlaporkan ada beberapa rumah yang kacanya pecah karena menjadi sasaran lemparan oleh peserta konvoi tersebut, walaupun tentu saja tidak bisa saya konfirmasikan sendiri, sebab berita itu hanya selentingan saja dan beredar dari mulut ke mulut.
Yang terakhir, ada informasi dari salah satu aparat yang berbelanja di toko kami malam tadi, kabarnya akan ada pergerakan yang perlu diwaspadai pada hari Jumat (12/5) yang akan datang. Seperti biasa, isu-isu SARA semacam ini juga berasumsi bahwa bagi umat Muslim, tindakan ‘perang’ pada hari Jumat itu justru berpahala lebih besar.. atau semacam itu. Ah, namanya juga isu, semoga tidak ada yang tersinggung dengan posting saya ini, bahkan saya malah ingin minta pendapat dari teman-teman Muslim, bener ‘gak tuh?
Malam ini sih Makassar sudah agak hidup lagi, sudah ramai dengan lalu lintas kendaraan (minimal sampai sekitar jam 9 malam tadi ketika toko kami hampir tutup). Bahkan pembalap-pembalap liar yang biasanya sangat mengganggu Jalan Somba Opu di malam hari, sudah mulai ada. Padahal kemarin, satupun tidak ada. Sepertinya ketegangan di Makassar sudah mulai reda, terima kasih untuk usaha dari berbagai pihak, utamanya para pemimpin kami di daerah ini.
Good night, thank you for reading. Let’s hope for a better tomorrow.
itu salah..gw gak ngedukung..itu aja
thanks for your comment. Itu aja juga 🙂
lha, koq kenapa isu SARA musti berasumsi kalau umat Islam suka ber-‘perang’ pada hari Jumat? SARA itu…